Transjakarta oh Transjakarta!
Ada kejadian menarik saat aku
sedang mengantri bus Transjakarta kemarin, ada pria muda kantoran berteriak-teriak mencari operator Transjakarta, dia komplain karena
sudah 1 jam menunggu tapi tidak ada satupun Transjakarta yang datang. Pria tersebut
berteriak dengan kesal: “Mana petugas operator buswaynya?? sudah tunggu 1 jam tapi buswaynya ga ada juga, katanya budayakan naik busway
tapi buswaynya sendiri aja lama!!!”...
Setelah teriakan tersebut tidak ada satupun petugas busway yang muncul untuk memberikan penjelasan, pria itu masih tetap mondar-mandir dan marah-marah, sedangkan penumpang lain masih sabar menunggu pada barisannya dan tak ada yang ikut-ikutan berteriak atau tersulut emosi. Aku hanya berkomentar dalam hati, mengapa pria tersebut berteriak, marah-marah bahkan kesal pada kendaraan umum yang hanya dikenakan tarif Rp. 3.500 dengan fasilitas bus AC dan banyak Tujuan. Seharusnya siapapun pengguna Transjakarta sudah siap dengan konsekuensi yang ada, siap menunggu lama, mengantri, berdesakan, sampai tidak dapat tempat duduk. Kalau mau cepat dan nyaman ya naik taxi saja… dimana ada harga ada kenyamanan :D
Setelah teriakan tersebut tidak ada satupun petugas busway yang muncul untuk memberikan penjelasan, pria itu masih tetap mondar-mandir dan marah-marah, sedangkan penumpang lain masih sabar menunggu pada barisannya dan tak ada yang ikut-ikutan berteriak atau tersulut emosi. Aku hanya berkomentar dalam hati, mengapa pria tersebut berteriak, marah-marah bahkan kesal pada kendaraan umum yang hanya dikenakan tarif Rp. 3.500 dengan fasilitas bus AC dan banyak Tujuan. Seharusnya siapapun pengguna Transjakarta sudah siap dengan konsekuensi yang ada, siap menunggu lama, mengantri, berdesakan, sampai tidak dapat tempat duduk. Kalau mau cepat dan nyaman ya naik taxi saja… dimana ada harga ada kenyamanan :D
Aku sudah 3 tahun menjadi
pelanggan Transjakarta dan kejadian seperti di atas sudah sering kali terjadi. Kita
tidak bisa menyalahkan begitu saja transjakarta atau petugas operatornya,
Infrastruktur Jakarta juga harus ikut andil. Saat itu hujan turun lumayan deras
dalam waktu yang lama, jalananpun banjir dan menjadi macet,
pengendara mobil atau motor akhirnya nekat mamasuki jalur Transjakarta, apalagi
saat itu adalah jam pulang kerja dan juga bulan ramadhan dimana umat muslim
mengejar cepat sampai dirumah agar bisa berbuka puasa bersama keluarga. Bisa
dibayangkan yang seharusnya Transjakarta bisa melaju jalan dengan lancar, harus
ikut-ikutan macet karena jalurnya dipakai pengendara lainnya.
Sebagai pengguna transportasi
umum yang baik seharusnya kita bisa berpikir bijak dan ikut mendukung majunya
transportasi umum khususnya Transjakarta, agar kemacetan di Jakarta bisa
berkurang, jika para semua penumpang membudayakan diri sendiri untuk disiplin, tertib, tidak
egois, dan tidak emosi, saya yakin Transjakarta akan
menjadi alat transportasi yang bisa dibanggakan. :)
Comments
Post a Comment